DIPONEGORO, PERANG JAWA, DAN KEPEMIMPINAN NASIONAL
DIPONEGORO, PERANG JAWA, DAN KEPEMIMPINAN NASIONAL
Pangeran Diponegoro, putra Sultan Hamengku Buwono III dan kakak Sultan Hamengku Buwono IV dari Keraton Yogyakarta Hadiningrat, adalah pemimpin Perang Jawa atau Perang Diponegoro (1825-1830), perang terbesar di Hindia Belanda dalam abad ke-19. Perang Jawa merupakan peristiwa yang menjadi garis batas dalam sejarah Jawa dan sejarah Indonesia umumnya. Itulah masa di mana pertama kali pemerintahan kolonial Eropa menghadapi pemberontakan sosial yang berkobar di sebagian besar Pulau Jawa. Sekitar dua juta orang atau sepertiga dari seluruh penduduk Jawa terpapar oleh kerusakan akibat perang; seperempat dari seluruh lahan pertanian yang ada, rusak, sementara penduduk Pulau Jawa yang tewas sebagai korban perang jumlahnya mencapai 200.000 orang.
Meski akhirnya mampu menumpas pemberontakan ini, Belanda harus membayar mahal kemenangannya tersebut. Mereka kehilangan tak kurang dari 7.000 tentara pribuminya dan 8.000 serdadunya sendiri tewas dalam berbagai pertempuran. Ongkos perang yang harus mereka keluarkan mencapai jumlah 25 juta gulden, setara dengan 2,2 miliar USD sekarang ini.
Menurut Carey, Perang Jawa merupakan peristiwa yang menandai berakhirnya sebuah proses yang mematang sejak masa pemerintahan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels (1808-1811). Kontak-kontak antara Batavia dan kerajaan-kerajaan di Jawa tengah bagian selatan, yang sejak era Serikat Perusahaan Dagang Hindia Timur (VOC), 1602-1799, terjalin di antara para pejabat setingkat duta besar sebagaimana layaknya tejadi di antara negara-negara berdaulat, berubah menuju era “puncak kolonial”, dimana para raja akhirnya menduduki posisi sebagai bawahan atau subordinat terhadap kekuasaan kolonial Eropa.
Beberapa tahun sebelum meletusnya Perang Jawa pada 1825, sejumlah pemberontakan sosial lain telah terjadi akibat semakin menggilanya krisis di daerah pedesaan Jawa. Beberapa di antaranya muncul dengan aroma Ratu Adil. Akan tetapi tidak ada satu pun yang menampilkan figur kuat yang memiliki wibawa besar. Para pemimpin pemberontakan hampir semua berasal dari kalangan orang biasa dan tak memiliki cukup pengaruh untuk mengembangkan gerakan mereka menjadi perlawanan berskala besar dan luas.
Pangeran Diponegoro sendiri mungkin tak tahu menahu tentang adanya tokoh-tokoh lain yang mengklaim sebagai Ratu Adil. Namun, tak lama setelah itu ia sendiri mendengar suara gaib berisi ramalan bahwa ia akan menjadi seorang Ratu Adil. Setelah itu, seolah memenuhi takdirnya, Diponegoro pun muncul dari keremangan Tegalrejo—wilayah di luar Keraton, tempat dimana ia tinggal dan dibesarkan oleh nenek buyutnya—dan berdiri tegak sebagai Ratu Adil yang sejak lama dinanti-nantikan dan berjanji akan memulihkan kejayaan Islam dan peradaban Jawa.
Di tengah kegalauan bangsa ini menghadapi masalah kepemimpinan nasional sekarang ini, barangkali ada manfaatnya kita berefleksi ke masa lampau dan kembali membicarakan sosok Pangeran Diponegoro dan berbagai kualitas pribadinya yang dapat menjadi sumber inspirasi para pemimpin bangsa masa kini.
Photo: http://malamlarut.blogspot.co.id/2012/01/celotehan-awal-2012.html
You might also like
KOENTJARANINGRAT MEMORIAL LECTURE XIX/2022
Membaca Peran Aktivisme Koentjaraningrat dalam Antropologi Indonesia Sejarah perkembangan Antropologi memang tumbuh bersamaan dengan geliat kolonialisme. Tapi kita kerap lupa bahwa antropologi termasuk paling awal melahirkan dan menularkan pendekatan dan
Koentjaraningrat: Perubahan kebudayaan
Koentjaraningrat: Perubahan kebudayaan PM Laksono Dunia antropologi budaya mengahadapi proses perubahan kebudayaan di indonesia Bagaimana perubahan kebudayaan telah menghasilkan keanekaragaman masyarakat di indonesi Pak Koen melihat setalah perang dunia kita
Koentjaraningrat Memorial Lectures XII/2015: NARKOBA, SEKSUALITAS DAN POLITIK
KOENTJARANINGRAT MEMORIAL LECTURES XII/2015 Narkoba, Seksualitas dan Politik Kamis, 15 Oktober 2015, 09.00 – 15.00 Auditorium Pusat Studi Jepang, Universitas Indonesia Latar Belakang Februari 2015 lalu, situs berita Kompas.com mengutip
0 Comments
No Comments Yet!
You can be first to comment this post!